Persamaan Akuntansi pertama kali dipopulerkan oleh Fra Luca Bartolomeo de Pacioli pada tahun 1490 dengan bukunya yang terkenal berjudul Summa de arithmetica. Beliau adalah seorang ahli matematika, pada bagian buku tersebut memaparkan secara singkat adanya prinsip buku berpasangan yang menjadi tonggak awal perkembangan ilmu Akuntansi sampai sekarang.
Persamaan Akuntansi pada hakekatnya mengharuskan adanya keseimbangan antara sisi Aktiva dan sisi Pasiva, sehingga rumus persamaan akuntansi dapat ditulis sebagai berikut :
AKTIVA = PASIVA
Pada hakekatnya Aktiva merupakan kekayaan perusahaan sedangkan Pasiva merupakan sumber pendanaan. Sumber dana dapat diperoleh dari pinjaman (Utang) dan Uang penyertaan pemilik ( Modal) sehingga persamaan akuntansi tersebut dapat dikembangkan menjadi :
AKTIVA = UTANG + MODAL
Dari Utang dan Modal tersebut perusahaan membelanjakannya dalam bentuk Aktiva untuk mencapai tujuan utama perusahaan yaitu untuk mendapatkan keuntungan. Aktiva perusahaan secara garis besar terdiri dari Kas in hand, Kas in Bank, Efek (surat-surat berharga yang dimiliki dalam jangka pendek), Piutang, Perlengkapan Kantor, Persediaan, Peralatan Kantor, Kendaraan, Gedung, Tanah dll. Sehingga Aktiva perusahaan dapat digolongkan kedalam Aktiva Lancar, yaitu aktiva perusahaan yang tingkat likwiditasnya tinggi dan Aktiva Tidak Lancar, yaitu aktiva perusahaan yang tingkat likwiditasnya rendah. Tingkat Likwiditas Aktiva adalah tingkat kecepatan aktiva tersebut untuk menjadi uang kas atau kecepatan aktiva tersebut sebagai alat pembayaran. Kas in hand, Kas in Bank, Efek, Perlengkapan, Persediaan, Peralatan dan Kendaraan tergolong sebagai Aktiva yang memiliki likwiditas tinggi. Sedangkan Gedung, Tanah merupakan aktiva yang tingkat likwiditasnya rendah, karena membutuhkan waktu lama untuk menjadi uang kas atau alat pembayaran segera.
Karena didalam menjalankan usaha ada faktor biaya dan Pendapatan usaha maka persamaan akuntansi dikembangkan menjadi:
AKTIVA = UTANG + MODAL+( PENDAPATAN-BIAYA)
AKTIVA = UTANG + MODAL+LABA
atau
AKTIVA = UTANG + MODAL-RUGI
Pendapatan mempunyai pengaruh menambah Modal sedangkan Biaya mempunyai pengaruh mengurangi Modal. Jadi dapat diambil kesimpulan jika perusahaan mendapatkan Laba menambah Modal dan Rugi akan mengurangi Modal.
Untuk memahami persamaan Akuntansi di atas mari kita perhatikan contoh kasus di bawah ini.
Pada awal usaha UD. Cahya Bintang menyetor uang tunai dari pemilik sebesar Rp. 15.000.000,00 untuk membuka usaha sewa peralatan sound system.
No.
|
KAS
|
MODAL
|
1
|
Rp. 15.000.000,00
|
Rp. 15.000.000,00
|
Pada transaksi nomor 1 perubahan penambahan Modal akan diikuti perubahan penambahan Kas masing-masing sebesar Rp. 15.000,000,00
Pemilik menyerahkan seperangkat komputer bekas pakai dengan nilai Rp. 2.500.000,00
No.
|
Kas
|
Perlengkapan
|
Modal
|
1
|
Rp. 15.000.000
|
Rp.15.000.000
| |
2
|
Rp. 2.500.000
|
Rp. 2.500.000
| |
Rp. 15.000.000
|
Rp. 2.500.000
|
Rp.17.500.000
| |
Rp.17.500.000
|
Rp.17.500.000
|
Transaksi nomor 2 perubahan penambahan pada sisi Perlengkapan diikuti perubahan penambahan sisi Modal masing-masing sebesar Rp. 2.500.000,00
Diterima uang dari Bank atas pinjaman UD. Cahya Bintang. Sebesar Rp. 7.000.000,00
No.
|
Kas
|
Perlengkapan
|
Utang
|
Modal
|
1
|
Rp. 15.000.000
|
Rp.15.000.000
| ||
2
|
Rp. 2.500.000
|
Rp. 2.500.000
| ||
Rp. 15.000.000
|
Rp. 2.500.000
|
Rp.17.500.000
| ||
3
|
Rp. 7.000.000
|
Rp.7.000.000
| ||
Rp. 22.000.000
|
Rp. 2.500.000
|
Rp.7.000.000
|
Rp.17.500.000
| |
Rp. 24.500.000
|
Rp. 24.500.000
|
Transaksi nomor 3 Perubahan penambahan sisi Kas akan diikuti perubahan penambahan sisi Utang masing-masing sebesar Rp. 7.000.000,00
Diterima pendapatan dari jasa sewa sebesar Rp. 3.500.000,00
No.
|
Kas
|
Perlengkapan
|
Utang
|
Modal
|
1
|
Rp. 15.000.000
|
Rp.15.000.000
| ||
2
|
Rp. 2.500.000
|
Rp. 2.500.000
| ||
Rp. 15.000.000
|
Rp. 2.500.000
|
Rp.17.500.000
| ||
3
|
Rp. 7.000.000
|
Rp. 7.000.000
| ||
Rp. 22.000.000
|
Rp. 2.500.000
|
Rp. 7.000.000
|
Rp.17.500.000
| |
4
|
Rp. 3.500.000
|
Rp. 3.500.000
| ||
Rp. 25.500.000
|
Rp. 2.500.000
|
Rp. 7.000.000
|
Rp. 21.000.000
| |
Rp. 28.000.000
|
Rp. 28.000
|
Transaksi nomo 4 karena ada faktor Pendapatan maka perubahan penambahan akan berpengaruh pada sisi Kas dan Modal masing-masing sebesar Rp. 3.500.000,00
Dibayar beban listrik, air dan telephone sebesar Rp. 750.000,00
No.
|
Kas
|
Perlengkapan
|
Utang
|
Modal
|
1
|
Rp. 15.000.000
|
Rp.15.000.000
| ||
2
|
Rp. 2.500.000
|
Rp. 2.500.000,00
| ||
Rp. 15.000.000
|
Rp. 2.500.000
|
Rp.17.500.000
| ||
3
|
Rp. 7.000.000
|
Rp. 7.000.000
| ||
Rp. 22.000.000
|
Rp. 2.500.000
|
Rp. 7.000.000
|
Rp.17.500.000
| |
4
|
Rp. 3.500.000
|
Rp. 3.500.000
| ||
Rp. 25.500.000
|
Rp. 2.500.000
|
Rp. 7.000.000
|
Rp. 21.000.000
| |
5
|
(Rp. 750.000)
|
(Rp. 750.000)
| ||
Rp. 24.750.000
|
Rp. 2.500.000
|
Rp. 7.000.000
|
Rp. 20.250.000
| |
Rp. 27.250.000
|
Rp. 27.250.000
|
Transaksi nomo 5 karena ada faktor Beban maka perubahan pengurangan akan berpengaruh pada sisi Kas dan Modal masing-masing sebesar Rp. 750.000,00
Jika kita perhatikan kasus di atas segala perubahan pada sisi Aktiva selalu diikuti pada perubahan pada sisi Pasiva sedemikian rupa sehingga kedua sisi menunjukan jumlah yang sama.
Perhatikan pula kasus di bawah ini bahwa perubahan pada sisi Aktiva hanya berpengaruh pada perubahan sisi Aktiva saja tidak berpengaruh pada sisi Pasiva.
Perusahaan membeli secara tunai perlengkapan kantor sebesar Rp. 3.750.000,00
No.
|
Kas
|
Perlengkapan
|
Utang
|
Modal
|
Rp. 24.750.000
|
Rp. 2.500.000
|
Rp. 7.000.000
|
Rp. 20.250.000
| |
6
|
( Rp. 3.750.000)
|
Rp. 3.750.000
| ||
Rp. 21.000.000
|
Rp. 6.250.000
|
Rp. 7.000.000
|
Rp. 20.250.000
| |
Rp. 27.250.000
|
Rp. 27.250.000
|
Transaksi nomor 6 perubahan penambahan sisi Perlengkapan diikuti perubahan pengurangan pada sisi Kas masing-masing sebesar Rp. 3.750.000,00
Persamaan Akuntansi di atas merupakan dasar pengetahuan untuk memahami persoalan-persoalan Akuntansi yang lebih komplek. Pengetahuan di atas memberikan informasi bahwa segala perubahan yang disebabkan oleh transaksi kegiatan perusahaan akan selalu berpengaruh pada dua sisi yaitu sisi Aktiva dan sisi Pasiva dalam jumlah kedua sisinya sama. Jika terjadi jumlah yang tidak sama maka perlu diselidiki letak kesalahan dalam pencatatan perubahan tersebut.
Demikian postingan singkat ini mudah-mudahan bermanfaat bagi anda yang sudah sudi mampir di blog saya.
Salam
Terimakasih.
ijin copy yah kak
ReplyDeleteaxis 3g