Showing posts with label Akuntansi. Show all posts
Showing posts with label Akuntansi. Show all posts

Syarat Pembayaran Penjualan Secara Kredit

Syarat pembayaran dalam penjualan atau pembelian secara kredit merupakan aturan pembayaran yang dibuat oleh penjual tentang besarnya potongan tunai, waktu tenggang mendapatkan potongan tunai dan waktu tenggang pelunasan kredit tanpa potongan tunai.

Berikut beberapa syarat pembayaran di bawah ini :

n/30
Syarat pembayaran kredit dengan ketentuan waktu tenggang pembayaran kredit selama 30 hari setelah transaksi terjadi tanpa mendapatkan potongan tunai.

Contoh :
Tanggal 1 Januari 2015 dibeli barang dagangan sebesar Rp. 25.000.000,00 dengan nomor faktur 1015 dengan sayarat n/30.
Pembelian barang dagangan secara kredit ini harus dilunasi sebesar Rp. 25.000.000,00 tanpa potongan tunai paling lambat pada tanggal 31 Januari 2015.

2/10, n/30
Syarat pembayaran kredit dengan ketentuan , jika pembeli melunasi utangnya pada tenggang waktu potongan yaitu 10 hari setelah terjadinya transaksi akan mendapatkan potongan sebesar 2 % dari jumlah pembelian, sedangkan jatuh tempo pelunasan utang selama 30 hari etelah terjadinya transaksi.

Contoh :
Tanggal 1 Januari 2015 dibeli barang dagangan sebesar Rp. 25.000.000,00 dengan nomor faktur 1015 dengan sayarat 2/10, n/30.

Jika pembeli melunasi 10 hari setelah tanggal 1 Januari 2015 yaitu tanggal 2 s/d 12 Januari 2015 maka pembeli akan mendapatkan potongan tunai 2 % dari pembelian kredit yaitu senilai 2% x Rp. 25.000.000,00 = Rp. 500.000,00. Jadi pembeli melunasi utang senilai Rp. 25.000.000,00 – Rp. 500.000,00 = Rp. 24.500.000,00

Jika pembeli melunasi utangnya pada tanggal 13 s/d 1 Februari 2015 maka pembeli tidak mendapatkan potongan tunai dan utangnya dibayar sebesar Rp. 25.000.000,00

EOM ( End of Month)
Syarat pembayaran kredit dengan ketentuan , pembeli harus melunasi utangnya pada akhir bulan.

Contoh :
Tanggal 15 Januari 2015 dibeli perlengkapan kantor sebesar Rp. 25.000.000,00 dengan nomor faktur B205 dengan sayarat  EOM.
Pembeli harus  melunasi utangnya pada akhir bulan Januari 2015 yaitu pada tanggal 31 Januari 2015 net faktur tanpa potongan tunai.

n/15, EOM

Syarat pembayaran kredit dengan ketentuan , pembeli harus melunasi utangnya 15 hari setelah tanggal  akhir bulan dan tidak mendapatkan potongan tunai.

Contoh :
Tanggal 15 Januari 2015 dibeli perlengkapan kantor sebesar Rp. 25.000.000,00 dengan nomor faktur B205 dengan sayarat  n/15, EOM.
Pembeli harus  melunasi utangnya 15 hari setelah tanggal  akhir bulan Januari 2015 yaitu pada tanggal 15 Februari 2015 net faktur tanpa potongan tunai.

2/10, EOM
Syarat pembayaran kredit dengan ketentuan , jika pembeli melunasi utangnya 10 hari setelah tanggal  transaksi maka pembeli mendapatkan potongan tunai sebesar 2%, sedangkan jatuh tempo pelunasan utang pada tanggal akhir bulan.

Contoh :
Tanggal 5 Januari 2015 dibeli barang dagangan secara kredit senilai Rp. 5.000.000,00 dengan syarat 2/10, EOM.
Jika pembeli melunasi utangnya 10 hari setelah tanggal 5 Januari yaitu tanggal 6 s/d 15 januari 2015 maka pembeli mendapatkan potongan tunai sebesar 2% x Rp. 5.000.000,00 = Rp. 100.000,00 Jadi pembeli melunasi utang senilai Rp. 5.000.000,00 – Rp. 100.000,00 = Rp. 4.900.000,00. Sedangkan jatuh tempo pelunasan uatang pada tanggal 31 Januari 2015.



Demikian beberapa penjelasan mengenai syarat pembayaran pada penjualan secara kredit, mudah-mudahan bermanfaat bagi anda semua.

Jurnal Umum Perusahaan Jasa



Jurnal Umum merupakan pencatatan bukti-bukti transaksi perusahaan yang dilakukan sesuai waktu kejadian setelah menganalisis rekening-rekening  mana yang terkait dan sebagai bahan informasi bagi manajemen didalam pengambilan  keputusan.

Dari pengertian Jurnal Umum di atas maka fungsi Jurnal Umum terdiri dari :
  1. Fungsi Historis, merupakan fungsi Jurnal Umum yang mencatat transaksi sesuai waktu kejadian.
  2. Fungsi Mencatat, merupakan fungsi jurnal umum yang mencatat seluruh transaksi perusahaan.
  3. Fungsi Analisis, merupakan fungsi jurnal umum yang menganalisis rekening mana yang dicatat pada sisi debet dan yang mana yang dicatat pada sisi kredit.
  4. Fungsi Instruksi, merupakan fungsi jurnal umum yang mengintruksikan pemindahan ke buku besar sesuai dengan jumlahnya.
  5. Fungsi Informatif, merupakan fungsi jurnal umum yang memberikan informasi kejadian perusahaan setiap harinya dalam rangka pengambilan keputusan manajemen perusahaan.

Ada beberapa hal yang minimal harus ada dalam format kolom jurnal umum  :
  1. Tanggal, Bulan dan Tahun pencatatan
  2. Kolom rekening
  3. Ref, checklist pemindahan buku ke buku besar (posting)
  4. Kolom debet dan kredit
  5. Halaman

Prinsip analisis pencatatan kedalam Jurnal Umum adalah memperhatikan 2 jenis rekening yaitu rekening riil dan rekening nominal. Rekening riil adalah rekening yang tampak pada struktur neraca sedangkan rekening nominal adalah rekening yang tampak pada struktur Laba Rugi. Kemudian kita tentukan rekening-rekening mana saja yang masuk pada sisi debet dan yang mana saja masuk pada sisi kredit.

Rekening riil yang masuk pada sisi debet jika bertambah adalah  Kas, Effek, Persekot, Piutang, Perlengkapan, Peralatan, Kendaraan, Gedung dan Tanah.
Rekening riil yang masuk pada sisi debet jika berkurang adalah Utang dan Modal.
Rekening riil yang masuk pada sisi kredit jika bertambah adalah Utang dan Modal.
Rekening riil yang masuk pada sisi kredit jika berkurang adalah Kas, Effek, Persekot, Piutang, Perlengkapan, Peralatan, Kendaraan, Gedung dan Tanah.

Rekening nominal yang masuk pada sisi debet jika bertambah adalah segala macam biaya.
Rekening nominal yang masuk pada sisi debet jika berkurang adalah Pendapatan.
Rekening nominal yang masuk pada sisi kredit jika bertambah adalah Pendapatan.
Rekening nominal yang masuk pada sisi kredit jika berkurang adalah segala macam biaya.

Di bawah ini beberapa contoh transaksi perusahaan yang dicatat dalam jurnal umum :
Pada tanggal 2 Januari 2015 Bintang mendirikan usaha jasa cuci motor dengan setoran awal dana sebesar Rp. 10.000.000,00.
Dari transaksi di atas dapat dianalisis bahwa rekening yang terkait adalah rekening Kas dan Modal. Kas bertambah di sebelah debet dan Modal bertambah disebelah kredit masing-masing sebesar Rp. 10.000.000,00..

JURNAL UMUM
Halaman : 1
Tanggal
Rekening
Ref
Debet
Kredit
Januari
2015
2
Kas
     Modal

10.000.000

10.000.000

Pada tanggal 3 Januari 2015 Bintang membeli Peralatan pompa air senilai Rp. 550.000,00.
Dari transaksi di atas dapat dianalisis bahwa rekening yang terkait adalah rekening Peralatan dan Kas. Peralatan bertambah di sebelah debet dan Kas berkurang  disebelah kredit masing-masing sebesar       Rp. 550.000,00

JURNAL UMUM
Halaman : 1
Tanggal
Rekening
Ref
Debet
Kredit
Januari
2015
3
Peralatan (Pompa air)
     Kas

550.000

550.000

Pada tanggal 4 Januari 2015 Bintang menerima uang tunai sebesar Rp. 1.500.000,00 atas jasa yang diberikan oleh pelanggan pada hari itu.
Dari transaksi di atas dapat dianalisis bahwa rekening yang terkait adalah rekening Kas dan Pendapatan. Kas  bertambah di sebelah debet dan Pendapatan bertambah  disebelah kredit masing-masing sebesar       Rp. 1.500.000,00

JURNAL UMUM
Halaman : 1
Tanggal
Rekening
Ref
Debet
Kredit
Januari
2015
4
Kas
     Pendapatan

1.500.000

1.500.000

Pada tanggal 5 Januari 2015 Bintang membeli shampoo, detergent pengilap Kiwi sebesar Rp. 500.000,00
Dari transaksi di atas dapat dianalisis bahwa rekening yang terkait adalah rekening Perlengkapan  dan Kas. Perlengkapan  bertambah di sebelah debet dan  Kas  berkurang  disebelah kredit masing-masing sebesar  Rp. 500.000,00

JURNAL UMUM
Halaman : 1
Tanggal
Rekening
Ref
Debet
Kredit
Januari
2015
5
Perlengkapan
     Kas

500.000

500.000

Pada tanggal 6 Januari 2015 Bintang menerima uang tunai sebesar Rp. 1.000.000,00 atas jasa yang diberikan oleh pelanggan pada hari itu, tetapi baru diterima Rp. 750.000,00 sisanya minggu depan.
Dari transaksi di atas dapat dianalisis bahwa rekening yang terkait adalah rekening Kas , Piutang dan Pendapatan. Kas  dan Piutang bertambah di sebelah debet masing-masing sebesar Rp. 750.000,00 dan Rp. 250.000,00  sedangkan Pendapatan bertambah  disebelah kredit sebesar Rp. 1.000.000,00

JURNAL UMUM
Halaman : 1
Tanggal
Rekening
Ref
Debet
Kredit
Januari
2015
6
Kas
Piutang
     Pendapat

750.000
250.000


1.000.000

Pada tanggal 13 Januari 2015 Bintang menerima uang tunai sebesar Rp. 250.000,00 atas transaksi pada tannggal 6 Januari 2015.
Dari transaksi di atas dapat dianalisis bahwa rekening yang terkait adalah rekening Kas dan Piutang . Kas  bertambah di sebelah debet dan Piutang berkurang di sebelah kredit masing-masing sebesar Rp. 250.000,00

JURNAL UMUM
Halaman : 1
Tanggal
Rekening
Ref
Debet
Kredit
Januari
2015
13
Kas
     Piutang

250.000


250.000

Pada tanggal 14 Januari 2015 Bintang membeli kompresor senilai Rp. 2.500.000,00 baru dibayar Rp. 1.500.000,00 sisanya 2 hari lagi.
Dari transaksi di atas dapat dianalisis bahwa rekening yang terkait adalah rekening Peralatan, Kas dan Utang.  Perlalatan bertambah di sebelah debet  sebesar Rp. 2.500.000,00  Kas berkurang di sebelah kredit sebesar Rp. 1.500.000,00 dan Utang bertambah di sebelah kredit sebesar Rp. 1.000.000,00

JURNAL UMUM
Halaman : 1
Tanggal
Rekening
Ref
Debet
Kredit
Januari
2015
14
Peralatan
     Kas
     Utang

2.500.000


1.500.000
1.000.000

Pada tanggal 16 Januari 2015 Bintang membayar utang pada transaksi tanggal 14 Januari 2015 sebesar  Rp. 1.000.000,00.
Dari transaksi di atas dapat dianalisis bahwa rekening yang terkait adalah rekening Utang dan Kas.  Utang berkurang  di sebelah debet dan  Kas berkurang di sebelah kredit sebesar Rp. 1.000.000,00

JURNAL UMUM
Halaman : 1
Tanggal
Rekening
Ref
Debet
Kredit
Januari
2015
16
Utang
     Kas

1.000.000


1.000.000

Pada tanggal 17 Januari 2015 Bintang mengambil uang tunai untuk keperluan pribadi sebesar Rp. 500.000,00
Dari transaksi di atas dapat dianalisis bahwa rekening yang terkait adalah rekening Prive dan Kas. Prive bertambah di sebelah debet dan Kas berkurang di sebelah kredit masing-masing sebesar Rp. 500.000,00

JURNAL UMUM
Halaman : 1
Tanggal
Rekening
Ref
Debet
Kredit
Januari
2015
17
Prive
     Kas

500.000


500.000

Demikianlah postingan saya kali ini yaitu tentang Jurnal Umum Perusahaan Jasa mudah-mudahan bermanfaat bagi anda. Terimakasih atas kunjungan anda ke blog saya.

Salam.

Mekanisme Debet dan Kredit

Mekanisme debet dan kredit adalah aturan debet dan kredit dengan menganalisis transaksi yang berkaitan dengan akun mana yang masuk dalam debet dan akun mana yang masuk pada kredit dengan berpegangan dengan prinsip persamaan akuntansi. Tidak mungkin dalam pencatatan akuntansi hanya pada sisi debet  atau pada sisi kredit saja, dalam hal pencatatan keduanya selalu dipakai.

Kembali pada prinsip persamaan akuntansi bahwa Aktiva = Passiva. Jika kita menggunakan pendekatan matematika maka persamaan di atas dapat dimanupulasi sebagai berikut :

A = Aktiva, P = Passiva
+A = +P  
atau   
-P  =  -A

Jika kita sepakat bahwa pencatatan debet di sebelah kiri dan kredit di sebelah kanan maka dapatlah disimpulkan aturan debet dan kredit sebagai berikut :

Aktiva bertambah di sebelah debet dan berkurang di sebelah kredit
Passiva bertambah disebelah kredit dan berkurang di sebelah debet

Seperti kita ketahui bahwa akun ada dua macam yaitu akun riil dan akun nominal. Akun riil adalah akun yang tampak pada struktur Neraca dan akun nominal adalah akun yang tampak pada struktur Laporan Rugi-Laba. Pada mekanisme debet dan kredit akun riil berpengaruh langsung terhadap persamaan akuntansi sedangkan akun nominal tidak berpengaruh langsung, dalam arti perubahan akun nominal akan menambah atau mengurangi Akun Modal. Namun demikian baik akun riil dan akun nominal berlaku aturan debet dan kredit.


Jika kita sepakat bahwa pencatatan debet di sebelah kiri dan kredit di sebelah kanan maka dapatlah disimpulkan aturan debet dan kredit untuk akun nominal sebagai berikut :

Pendapat bertambah disebelah kredit dan berkurang di sebelah debet

Biaya bertambah disebelah debet dan berkurang di sebelah kredit

Contoh :
>>Diterima pendapatan jasa dari pelanggan sebesar Rp. 500.000,00

Transaksi ini melibatkan dua akun yaitu kas dan pendapatan. Kas bertambah di sebelah debet dan pendapatan bertambah di sebelah kredit masing-masing sebesar Rp. 500.000,00

Akun
Debet
Kredit
Kas
     Pendapatan
500.000,00

500.000,00

>>Dibeli perlengkapan kantor senilai Rp. 1.500.000,00
Transaksi ini melibatkan dua akun yaitu kas dan perlengkapan. Kas berkurang di sebelah kredit dan perlengkapan bertambah di sebelah debet masing-masing sebesar Rp. 1.500.000,00

Akun
Debet
Kredit
Perlengkapan
     Kas
1.500.000,00

1.500.000,00

>>Dibayar rekening listril, telephone dan air sebesar Rp. 750.000,00
Transaksi ini melibatkan dua akun yaitu kas dan biaya. Kas berkurang di sebelah kredit dan biaya bertambah di sebelah debet  masing-masing sebesar Rp. 750.000,00

Akun
Debet
Kredit
Biaya
     Kas
750.000,00

750.000,00

Demikianlah sekilas mengenai mekanisme debet dan kredit dengan menggunakan pendekatan persamaan matematika dan akuntansi mudah-mudahan bermanfaat bagi anda.

Salam.



Persamaan Akuntansi Luca Pacioli



Persamaan Akuntansi pertama kali dipopulerkan oleh Fra Luca Bartolomeo de Pacioli pada tahun 1490 dengan bukunya yang terkenal berjudul Summa de arithmetica. Beliau adalah seorang ahli matematika, pada bagian buku tersebut memaparkan secara singkat adanya prinsip buku berpasangan yang menjadi tonggak awal perkembangan ilmu Akuntansi sampai sekarang.


Persamaan Akuntansi pada hakekatnya mengharuskan adanya keseimbangan antara sisi Aktiva dan sisi Pasiva, sehingga rumus persamaan akuntansi dapat ditulis sebagai berikut :

AKTIVA = PASIVA

Pada hakekatnya Aktiva merupakan kekayaan perusahaan sedangkan Pasiva merupakan sumber pendanaan. Sumber dana dapat diperoleh dari pinjaman (Utang) dan Uang penyertaan pemilik ( Modal) sehingga persamaan akuntansi tersebut dapat dikembangkan menjadi :

AKTIVA = UTANG + MODAL

Dari Utang dan Modal tersebut perusahaan membelanjakannya dalam bentuk Aktiva  untuk mencapai tujuan utama perusahaan yaitu untuk mendapatkan keuntungan. Aktiva perusahaan secara garis besar terdiri dari Kas in hand, Kas in Bank, Efek (surat-surat berharga yang dimiliki dalam jangka pendek), Piutang, Perlengkapan Kantor, Persediaan, Peralatan Kantor, Kendaraan, Gedung, Tanah dll. Sehingga Aktiva perusahaan dapat digolongkan kedalam Aktiva Lancar, yaitu aktiva perusahaan yang tingkat likwiditasnya tinggi dan Aktiva Tidak Lancar, yaitu aktiva perusahaan yang tingkat likwiditasnya rendah. Tingkat Likwiditas Aktiva adalah tingkat kecepatan aktiva tersebut untuk menjadi uang kas atau kecepatan aktiva tersebut sebagai alat pembayaran. Kas in hand, Kas in Bank, Efek, Perlengkapan, Persediaan, Peralatan dan Kendaraan tergolong sebagai Aktiva yang memiliki likwiditas tinggi. Sedangkan Gedung, Tanah merupakan aktiva yang tingkat likwiditasnya rendah, karena membutuhkan waktu lama untuk menjadi uang kas atau alat pembayaran segera.
Karena didalam menjalankan usaha ada faktor biaya dan Pendapatan usaha maka persamaan akuntansi dikembangkan menjadi:

AKTIVA = UTANG + MODAL+( PENDAPATAN-BIAYA)
AKTIVA = UTANG + MODAL+LABA
atau

AKTIVA = UTANG + MODAL-RUGI

Pendapatan mempunyai pengaruh menambah Modal sedangkan Biaya mempunyai pengaruh mengurangi Modal. Jadi dapat diambil kesimpulan jika perusahaan mendapatkan Laba menambah Modal dan Rugi akan mengurangi Modal.

Untuk memahami persamaan Akuntansi di atas mari kita perhatikan contoh kasus di bawah ini.


Pada awal usaha UD. Cahya Bintang menyetor uang tunai dari pemilik sebesar Rp. 15.000.000,00 untuk membuka usaha sewa peralatan sound system.
No.
KAS
MODAL
1
Rp. 15.000.000,00
Rp. 15.000.000,00
Pada transaksi nomor 1 perubahan penambahan Modal akan diikuti perubahan penambahan Kas masing-masing sebesar Rp. 15.000,000,00
Pemilik menyerahkan seperangkat komputer bekas pakai dengan nilai Rp. 2.500.000,00
No.
Kas
Perlengkapan
Modal
1
Rp. 15.000.000

Rp.15.000.000
2

Rp. 2.500.000
Rp. 2.500.000

Rp. 15.000.000
Rp. 2.500.000
Rp.17.500.000

Rp.17.500.000
Rp.17.500.000
Transaksi nomor 2 perubahan penambahan pada sisi Perlengkapan diikuti perubahan penambahan sisi Modal masing-masing sebesar Rp. 2.500.000,00

Diterima uang dari Bank  atas pinjaman UD. Cahya Bintang. Sebesar Rp. 7.000.000,00
No.
Kas
Perlengkapan
Utang
Modal
1
Rp. 15.000.000


Rp.15.000.000
2

Rp. 2.500.000

Rp. 2.500.000

Rp. 15.000.000
Rp. 2.500.000

Rp.17.500.000
3
Rp. 7.000.000

Rp.7.000.000


Rp. 22.000.000
Rp. 2.500.000
Rp.7.000.000
Rp.17.500.000

Rp. 24.500.000
Rp. 24.500.000
Transaksi nomor 3 Perubahan penambahan sisi Kas akan diikuti perubahan penambahan sisi Utang masing-masing sebesar Rp. 7.000.000,00

Diterima pendapatan dari jasa sewa sebesar Rp. 3.500.000,00
No.
Kas
Perlengkapan
Utang
Modal
1
Rp. 15.000.000


Rp.15.000.000
2

Rp. 2.500.000

Rp. 2.500.000

Rp. 15.000.000
Rp. 2.500.000

Rp.17.500.000
3
Rp. 7.000.000

Rp. 7.000.000


Rp. 22.000.000
Rp. 2.500.000
Rp. 7.000.000
Rp.17.500.000
4
Rp. 3.500.000


Rp. 3.500.000

Rp. 25.500.000
Rp. 2.500.000
Rp. 7.000.000
Rp. 21.000.000

Rp. 28.000.000
Rp. 28.000
Transaksi nomo 4 karena ada faktor Pendapatan maka perubahan penambahan akan berpengaruh pada sisi Kas dan Modal masing-masing sebesar Rp. 3.500.000,00

Dibayar beban listrik, air dan telephone sebesar Rp. 750.000,00
No.
Kas
Perlengkapan
Utang
Modal
1
Rp. 15.000.000


Rp.15.000.000
2

Rp. 2.500.000

Rp. 2.500.000,00

Rp. 15.000.000
Rp. 2.500.000

Rp.17.500.000
3
Rp. 7.000.000

Rp. 7.000.000


Rp. 22.000.000
Rp. 2.500.000
Rp. 7.000.000
Rp.17.500.000
4
Rp. 3.500.000


Rp. 3.500.000

Rp. 25.500.000
Rp. 2.500.000
Rp. 7.000.000
Rp. 21.000.000
5
(Rp. 750.000)


(Rp. 750.000)

Rp. 24.750.000
Rp. 2.500.000
Rp. 7.000.000
Rp. 20.250.000

Rp. 27.250.000
Rp. 27.250.000
Transaksi nomo 5 karena ada faktor Beban maka perubahan pengurangan akan berpengaruh pada sisi Kas dan Modal masing-masing sebesar Rp. 750.000,00

Jika kita perhatikan kasus di atas segala perubahan pada sisi Aktiva selalu diikuti pada perubahan pada sisi Pasiva sedemikian rupa sehingga kedua sisi menunjukan jumlah yang sama.

Perhatikan pula kasus di bawah ini bahwa perubahan pada sisi Aktiva hanya berpengaruh pada perubahan sisi Aktiva saja tidak berpengaruh pada sisi Pasiva.

Perusahaan membeli secara tunai perlengkapan kantor sebesar Rp. 3.750.000,00
No.
Kas
Perlengkapan
Utang
Modal

Rp. 24.750.000
Rp. 2.500.000
Rp. 7.000.000
Rp. 20.250.000
6
( Rp. 3.750.000)
Rp. 3.750.000



Rp. 21.000.000
Rp. 6.250.000
Rp. 7.000.000
Rp. 20.250.000

Rp. 27.250.000
Rp. 27.250.000

Transaksi nomor 6 perubahan penambahan sisi Perlengkapan diikuti perubahan pengurangan pada sisi Kas masing-masing sebesar Rp. 3.750.000,00

Persamaan Akuntansi di atas merupakan dasar pengetahuan untuk memahami persoalan-persoalan Akuntansi yang lebih komplek. Pengetahuan di atas memberikan informasi bahwa segala perubahan yang disebabkan oleh transaksi kegiatan perusahaan akan selalu berpengaruh pada dua sisi yaitu sisi Aktiva dan sisi Pasiva dalam jumlah kedua sisinya sama. Jika terjadi jumlah yang tidak sama maka perlu diselidiki letak kesalahan dalam pencatatan perubahan tersebut.

Demikian postingan singkat ini mudah-mudahan bermanfaat bagi anda yang sudah sudi mampir di blog saya.
Salam

Terimakasih.
Back to top