Kebijakan Moneter dan Fiskal berkenaan dengan
pengaturan jumlah uang beredar di masyarakat. Dalam suatu perekonomian selalu
dikaitkan antara jumlah uang beredar dengan jumlah barang dan jasa yang
tersedia di pasar. Dalam pasar selalu diupayakan adanya jumlah yang seimbang
antara keduanya. Jika jumlah uang yang beredar lebih banyak dibanding dengan
jumlah barang dan jasa yang tersedia hal ini akan mengakibatkan harga barang
dan jasa terlalu mahal.
Untuk mendapatkan jumlah barang dan jasa tertentu masyarakat harus menyediakan jumlah uang yang banyak.
Jika hal ini tidak dapat dikendalikan maka akan terjadi adanya inflasi, yakni suatu proses kenaikan harga-harga secara umum yang terus menerus. Inflasi juga dapat dikatakan suatu proses menurunnya nilai tukar uang sebagai alat tukar terhadap barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Banyak pihak yang akan dirugikan dengan adanya Inflasi seperti golongan masyarakat yang berpenghasilan tetap dan pensiunan, mengapa demikian ? Karena mereka ini berpenghasilan tetap, tidak dapat membelanjakan uangnya dengan jumlah barang dan jasa yang cukup untuk kebutuhannya. Berbeda halnya dengan golongan berpenghasilan yang disesuaikan dengan tingkat inflasi seperti golongan pengusaha, mereka ini mendapatkan pendapatan dari usaha menjual barang dan jasa yang harganya selalu menyesuaikan dengan keadaan inflasi.
Untuk mendapatkan jumlah barang dan jasa tertentu masyarakat harus menyediakan jumlah uang yang banyak.
Jika hal ini tidak dapat dikendalikan maka akan terjadi adanya inflasi, yakni suatu proses kenaikan harga-harga secara umum yang terus menerus. Inflasi juga dapat dikatakan suatu proses menurunnya nilai tukar uang sebagai alat tukar terhadap barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Banyak pihak yang akan dirugikan dengan adanya Inflasi seperti golongan masyarakat yang berpenghasilan tetap dan pensiunan, mengapa demikian ? Karena mereka ini berpenghasilan tetap, tidak dapat membelanjakan uangnya dengan jumlah barang dan jasa yang cukup untuk kebutuhannya. Berbeda halnya dengan golongan berpenghasilan yang disesuaikan dengan tingkat inflasi seperti golongan pengusaha, mereka ini mendapatkan pendapatan dari usaha menjual barang dan jasa yang harganya selalu menyesuaikan dengan keadaan inflasi.
Dan juga sebaliknya jika terjadi jumlah barang dan jasa lebih banyak
dibanding dengan jumlah uang yang beredar maka akan terjadi apa yang disebut
dengan Deflasi, yaitu situasi dimana harga barang dan jasa turun secara terus
menerus yang mengakibatkan kerugian pada pihak produsen. Mengapa demikian ?
Karena Investasi awal produsen tidak
cukup untuk balik modal dalam kurun waktu yang telah ditentukan dengan harga
yang semakin turun.
Untuk mengatasi
kondisi yang disebutkan di atas maka ada 2 otoritas untuk mengatur jumlah uang
beredar, yakni Kebijakan Moneter yang bertanggung jawab dalam menjalankan
otoritasi ini adalah Gubenur Bank Indonesia dan Kebijakan Fiskal yang
bertanggung jawab dalam menjalankan otoritasi ini adalah Pemerintah dalam hal
ini adalah Presiden.
Kebijakan Moneter
dalam mengatasi masalah jumlah uang beredar ada 4 instrumen penting yaitu :
Politik Diskonto (Discount Policy), Politik Pasar Terbuka (Open Market Policy),
Politik Persediaan Kas ( Cash Ratio Policy) dan Kredit Selektif.
Politik Diskonto (Discount
Policy)
Instrumen ini
mengatur jumlah uang beredar dengan penetapan tingkat suku bunga simpanan. Jika
terjadi adanya inflasi maka Bank Indonesia menaikan tingkat suku Bunga simpanan (kalau perlu
menggunakan promosi hadiah yang menarik) dengan harapan masyarakat akan
menyimpan uangnya di Bank daripada dibelanjakan untuk barang dan jasa. Jika
terjadi adanya Deflasi maka Bank Indonesia menurunkan tingkat suku bunga
simpanan dengan harapan masyarakat menarik uang tunainya untuk dibelanjakan
barang dan jasa.
Politik Pasar Terbuka (Open Market Policy)
Instrumen ini mengatur jumlah
uang beredar dengan cara menjual atau membeli surat berharga yang dikeluarkan
dari Bank Indonesia dengan ketentuan harga jual dan earning yang menarik. Jika
terjadi adanya Inflasi Bank Indonesia menjual surat berharga dengan harapan
masyarakat akan membeli sehingga jumlah uang yang beredar berkurang. Dan
sebalikya jika terjadi adanya deflasi Bank Indonesia akan membeli kembali surat
berharga yang telah dijual kepada masyarakat dengan harapan jumlah uang yang
beredar bertambah.
Politik Persediaan Kas ( Cash Ratio Policy)
Instrumen ini mengatur jumlah uang beredar dengan cara kebijakan
minimal kas yang harus ada dalam bank umum. Fungsi bank dalam menghimpun dana
dari masyarakat yang kemudian diputarkan kembali dengan cara pencairan kredit
kepada masyarakat yang membutuhkan dibatasi sampai dengan persediaan kas
minimal uang yang harus diparkir di bank. Jika otoritas Bank Indonesia ingin
mengurangi jumlah uang yang beredar dimasyarakat maka kebijakan kas minimal
harus dinaikan, sebaliknya jika ingin menambah jumlah uang beredar kebijakan
kas minimal harus diturunkan.
Kredit Selektif
Instrumen ini mengatur jumlah uang beredar dengan cara kebijakan
pemberian kredit secara selektif. Bank penyalur kredit menganalisis pemberian
kredit kepada masyarakat dengan melihat untuk apa kredit tersebut digunakan.
Pemberian kredit untuk investasi yang bertujuan menghasilkan barang dan jasa
mempunyai pengaruh menurunkan inflasi atau dengan kata lain meningkatkan
perimbangan antara jumlah barang dan jasa dari pada jumlah uang yang beredar.
Sebaliknya pemberian kredit untuk konsumsi akan berpengaruh menambah jumlah
uang beredar yang berakibat inflasi meningkat dan yang terakhir ini pemberian
kredit perlu ditinjau kembali.
Kebijakan Fiskal dalam mengatasi masalah jumlah uang
beredar ada 2 instrumen penting yaitu : Kebijakan Anggaran dan Tarif Pajak :
Kebijakan Anggaran
Instrumen ini mengatur jumlah uang beredar dengan cara mengatur
kebijakan anggaran Pemerintah melalui APBN. Jika Pemerintah ingin menambah
jumlah uang beredar maka anggaran dinaikan dan sebalikya jika mengurangi jumlah
uang beredar kebijakan anggaran diturunkan. Dengan dinaikannya anggaran maka
belanja pemerintah dalam pengadaan barang dan jasa dalam menjalankan program
yang telah disusun mempunyai pengaruh menambah jumlah uang beredar sedangkan
dengan ditundanya beberapa program pemerintah mempunyai pengaruh mengurangi
jumlah uang beredar.
Tarif Pajak
Pajak merupakan salah satu instrument yang dapat mengatur jumlah uang
beredar. Menaikan tarif pajak kepada masyarakat terutama terhadap barang
konsumtif dan barang-barang impor akan berpengaruh dalam mengurangi jumlah uang
beredar. Dengan menaikan pajak barang konsumtif dan barang impor akan memberi
kesempatan masyarakat untuk menabung atau investasi produktif disamping
mengalihkan untuk membeli barang dalam negeri sehingga industri dalam negeri
berkembang. Menurunkan tarif pajak mempunyai pengaruh menambah jumlah uang
beredar karena masyarakat memiliki daya beli lebih untuk membeli barang dan
jasa.
Demikian ulasan
singkat bagaimana Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal merupakan instrument penting
untuk mengatur jumlah uang beredar dimasyarakat.
No comments: